Eksim pada Anak Kecil Terkait Depresi pada Orang Tua

Selasa, 29 Oktober 2019 - 12:45 WIB
Eksim pada Anak Kecil Terkait Depresi pada Orang Tua
Eksim pada Anak Kecil Terkait Depresi pada Orang Tua
A A A
JAKARTA - Kecemasan ringan dan depresi telah ditemukan pada orang tua atau pengasuh di sekitar anak-anak dengan dermatitis atopik, bentuk eksim yang paling umum. Dalam studi yang dipresentasikan pada Kongres EADV ke-28, para peneliti menilai dampak diagnosis dermatitis atopik pada keluarga dengan anak usia 1—6 tahun.

Mereka mengevaluasi 83 anggota keluarga dan pengasuh dan menemukan bahwa semua responden melaporkan setidaknya kecemasan tingkat keparahan ringan dengan beberapa menunjukkan kecemasan tingkat keparahan sedang. Hampir tiga dari empat atau 74% peserta juga ditemukan mengalami depresi.

Studi ini menemukan bahwa skor depresi dan kecemasan berhubungan dengan kegigihan dan umur panjang dari dermatitis atopik. Para peneliti tidak menemukan hubungan antara skor dan tingkat keparahan penyakit, yang berarti bahwa depresi atau kecemasan tidak diamati meningkat di mana dermatitis atopik lebih parah.

Dilansir dari Times Now News, dermatitis atopik merupakan bentuk eksim yang paling umum yang menyebabkan kulit menjadi gatal, merah kering, dan pecah-pecah. Ini adalah kondisi kronis yang paling sering terjadi pada orang yang memiliki alergi dan dapat berkembang bersama asma dan demam.

Seperti halnya gejala DA, pasien dengan kondisi ini juga diketahui menderita insomnia, kecemasan dan stres psikososial, terkait dengan manifestasi fisik eksim mereka.

Studi ini menggunakan Skala Penilaian Depresi Hamilton (HDRS) dan Skala Penilaian Kecemasan Hamilton (HAM-A), salah satu sistem peringkat pertama dan paling banyak digunakan untuk mengidentifikasi dua kondisi dalam pengaturan klinis dan penelitian.

Untuk melengkapi kuesioner penilaian, tim juga bertanya kepada peserta apa kekhawatiran terbesar mereka. Kekhawatiran yang paling sering dilaporkan adalah informasi yang diterima keluarga dan pengasuh tentang sifat penyakit itu sendiri, karena AD adalah kondisi jangka panjang yang membutuhkan perawatan medis yang kompleks dan mahal.

"Kronis dan kompleksitas dermatitis kronis sering menyebabkan kecemasan dan depresi pada anggota keluarga dan pengasuh, tetapi hasil penelitian kami menunjukkan sejauh mana hal ini tidak dapat dilebih-lebihkan," ungkap Peneliti utama, Dr Vesna Grivcheva-Panovska.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4866 seconds (0.1#10.140)